Mengenai Saya

Foto saya
Depok, west java, Indonesia
slow about sure

Selasa, 11 Oktober 2011

Laporan


Laporan Praktikum Kimia Bahan Alam
ISOLASI MINYAK SEREH




Dwi Utami
G44080103
C-Pagi
Asisten: Andria
PJP: Luthfan Irfana, SSi










DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011


PENDAHULUAN


Latar Belakang
Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan lain-lain (Firdaus 2009).
Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Saat ini Indonesia baru menghasilkan sembilan jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak pala, minyak kayu putih dan minyak sereh wangi. Enam dari 9 jenis minyak yang paling menonjol di Indonesia, yaitu minyak pala minyak nilam, minyak cengkeh dan minyak sereh wangi (Utomo 2008).
Menurut Guther (1950) komposisi minyak sereh wangi terdiri atas: macam-macam terpen (fraksi dengan titik didih rendah), sitronelal, campuran sitronelol dan geraniol (rhodinol), macarn-macarn ester, alkohol, sesquiterpen serta sesquiterpen alkohol dan 3 komponen utamanya, yaitu sitronelal, geraniol, dan rhodinol dengan komposisi berturut-turut 32-45%, 12-18%, 11-15%, (Sastrohamidjojo 2004).

Isolasi minyak atsiri secara konvensional banyak menggunakan teknik penyulingan (distilasi uap). Uap air dialirkan dalam tumpukan jaringan tumbuhan sedemikian rupa sehingga minyak atsiri tersuling bersama dengan uap air. setelah pengembunan, minyak atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan (Siallagan 2001). Hasil fraksi aktif minyak sereh wangi umum diaplikasikan dalam berbagai industri kosmetik, parfum (Utomo 2009), skin lotion penolak nyamuk (Setyaningsih et al. 2000).

Tujuan
Percobaan bertujuan menentukan dan membandingkan mutu minyak sereh hasil sulingan dengan minyak sereh komersil berdasarkan bobot jenisnya dan indeks biasnya.




METODE PERCOBAAN


Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, antara lain seperangkat alat distilasi, buret, gelas piala, gunting, labu bulat, erlenmeyer, statip, pipet mohr, pipet tetes, bulp, refraktometer, neraca analitik, piknometer, dan hot plate. Bahan yang digunakan, yaitu daun dan batang sereh, air distilasi, alkohol, indikator bromotimol blue (BTB), hidroksilamin HCl, KOH 0.5 N dalam alkohol, minyak sereh komersil dan HCl 0.5 N.

Prosedur Percobaan
Penyulingan
Daun sereh dirajang, lalu disimpan di dalam ketel yang berisi air (direbus). Uap air dengan minyak akan diubah menjadi fase cair yang melewati kondensor, minyak yang dihasilkan ditampung dalam wadah yang tersedia. Minyak atsiri yang diperoleh diukur volumenya serta ditentukan indeks biasnya dengan refraktometer dan bobot jenisnya dengan piknometer. Indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri yang diperoleh dibandingkan dengan minyak sereh di pasaran.

Penetapan Kadar Sitronelal dalam Minyak Sereh
Contoh sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2 mL alkohol dan indikator BTB netral (hijau). Setelah itu, larutan ditambahkan 25 mL KOH 0.5 N dalam alkohol dan 20 mL hidroksilamin HCl, dikocok, dan dibiarkan selama 15 menit. Kelebihan KOH dititar dengan HCl 0.5 N. Blangko dibuat dengan perlakuan yang sama tetapi tanpa sampel.



HASIL DAN PEMBAHASAN


Isolasi minyak atsiri dari sereh menggunakan bagian daun dan batang sereh yang diketahui banyak memiliki kandungan minyak atsiri terbesar. Isolasi dilakukan dengan teknik penguapan (distilasi uap) menggunakan air sebagai medium pembawa. Menurut Guenther (1954), proses penyulingan dengan uap air merupakan proses hidrofusa, minyak atsiri melarut dulu ke dalam air mendidih dan keluar dari sel secara osmosis. Minyak pada permukaan akan menguap bersama uap air dan disusul minyak yang terdapat dalam sel kelenjar, ke luar ke permukaan sampai kantong kelenjar kosong. Minyak atsiri yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan minyak atsiri komersil berdasarkan kadar sitronelal, indeks bias, dan bobot jenisnya.
Menurut Sastrohamidjojo (2004), minyak atsiri yang banyak terkandung dalam sereh adalah sitronelal (32-45%). Kadar sitronelal hasil isolasi dapat ditentukan secara kuantitatif dengan teknik titrimetri. Sitronelal merupakan golongan aldehid yang bersifat pereduksi sehingga dengan hidroksilamin-HCl akan membentuk oksima dan membebaskan HCl. HCl yang dibebaskan, direduksikan dengan KOH-alkohol berlebih terukur, lalu kelebihan KOH-alkohol berlebih terukur dititar oleh HCl memakai indikator BTB yang dalam keadaan netral berwarna hijau. 
 
Gambar 1  Diagram alir reksi pada penetapan kadar sitronelal. (Firdaus 2009)
            Berdasarkan hasil percobaan perbandingan kadar sitronelal hasil distilasi diperoleh kadar sitronelal 10.53%, jauh lebih besar dibandingkan sitronelal komersil yang hanya 1.51%. Namun keduanya masih jauh dibawah nilai standar yang ditentukan yaitu 32-45% untuk sitronelal. Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Rendahnya nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa baik minyak sereh hasil distilasi maupun komersil tidak murni. Menurut Ketaren (1984), minyak atsiri yang memiliki kandungan utamanya rendah (sitronelal, geraniol, dan rhodinol) menunjukkan bahwa minyak tersebut telah dipalsukan yang biasa dilakukan dengan menambahkan mineral, atau minyak sejenis yang bermutu rendah. Senyawa asing lain yang biasa ditambahkan dalam minyak atsid yaitu alkohol, kerosin, heksan, dan petroleum eter (Setyaningsih et al. 2000).
Selain kadar sitronelal, dilakukan pula perbandingan indeks bias Sehingga diperoleh indeks bias sitronelal hasil distilasi dan komersil berturut-turut 1.46775 dan 1.46825. Hasil yang diperoleh tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penentuan bobot jenis hanya dilakukan terhadap sitronelal komersil yaitu  (Lampiran 2). Sitronelal hasil distilasi tidak dapat ditentukan bobot jenisnya karena hanya minyak atsiri yang diperoleh tidak cukup.
           
           



SIMPULAN


Isolasi minyak sereh dengan teknik distilasi uap dihasilkan minyak atsiri (sitronelal,geraniol, dan rhodinol). Percobaan menetapkan kualitas minyak atsiri hasil distilasi degan komersil berdasarkan kadar sitronelal, indeks bias, dan bobot jenisnya. Berdasarkan 3 parameter tersebut dan dibandingkan dengan literatur (32-45%) dapat disimpulkan bahwa baik minyak atsiri hasil distilasi (10.53%) maupun komersil (1.51%) tidaklah murni. Indeks bias keduanya tidak menunjukaan perbedaan yang signifikan yaitu 1.46775 (hasil distilasi) dan 1.46825 (komersil). Bobot jenis minyak atsiri komersil 0.9939 g/mL.





DAFTAR PUSTAKA


Fatimah I, Rubiyanto D, dan Huda T. 2008.  Peranan katalis TIO2/SIO2-montmorillonit pada reaksi konversi sitronelal menjadi isopulegol. Reaktor 12:83-89.

Firdaus I. 2009. Analisis total minyak atsiri [terhubung berkala]. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/analisis-total-minyak-atsiri/ [10 Oktober 2011].

Guenther  E. 1954. Minyak Atsiri. Jakarta: UI Press.

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Sastrohamidjojo H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Setyaningsih D, Hambali E, dan Nasution M. 2000.  Aplikasi minyak sereh wangi (Citronella Oil) dan geraniol dalam pembuatan skin lotionpenolak nyamuk. J Tek Ind Pert 7(3):97-103.

Siallagan J. 2001. Isolasi sitronelal dari minyak sereh [skripsi]. Papua: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Cendrawasih.

Utomo HP, Widiatmoko N. 2008. Isolasi rhodinol dalam ekstraksi minyak sereh jawa [makalah]. Semarang: Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
















LAMPIRAN



Lampiran 1  Penetapan kadar sitronelal dan indeks bias.
Sampel
Vo (mL)
Va (mL)
Va - Vo (mL)
Bobot sampel (mg)
% Sitronelal
Indeks bias
Blangko
0.00
11.00
11.00
-
-
-
M. sereh komersil
11.00
21.80
10.80
1020.2
1.51
1.46825
M. sereh distilasi
8.00
17.60
9.60
1025.8
10.53
1.46775
Contoh perhitungan M.sereh komersil:

Lampiran 2  Penentuan bobot jenis minyak sereh.
Minyak sereh komersil
Ulangan
Bobot pikno kosong (g)
Bobot pikno + sampel (g)
Bobot sampel (g)
V pikno (mL)
ρ (g/mL)
1
14.8092
19.7953
4.9861
5
0.9972
2
14.8190
19.7801
4.9611
5
0.9922
3
14.8179
19.7799
4.9620
5
0.9924
Rerata
0.9939
Contoh perhitungan ulangan 1:
= 0.9972 g/mL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar